Lucky Number
foto :https://www.brilio.net/
Disuatu desa, ada seorang pria yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola terkenal. Ia memutuskan
masuk Sekolah Sepak Bola di desanya, untuk mengembangkan keterampilan dalam bermain sepak bola. Karna ditunjang dengan fisik yang baik serta kemampuan yang cukup, dia mendapatkan posisi penyerang. Hal tersebut merupakan suatu kebanggan serta beban yang berat bagi dirinya, karena penyerang merupakan posisi yang banyak diinginkan oleh pemain lain, jika mencetak gol dia dapat memberikan kemenangan bagi timnya sebaliknya jika tidak cetak gol akan memberikan kekalahan pada dirinya.
Setiap disesi latihan dia dapat cetak gol, baik dengan kakinya maupun kepalanya. Sehingga saat mengikuti kejuaraan antar desa, dia menjadi penyerang utama dalam tim dan mendapatkan seragam dengan nomer punggung 7. Sayang, keterampilan dalam cetak gol saat sesi latihan tidak terlihat saat pertandingan pertama. Banyak peluang matang yang seharusnya dapat menjadi gol tetapi melenceng keluar lapangan. Pertandingan kedua dia dimainkan kembali tetapi rasa tidak dapat cetak gol saat pertandingan pertama masih ada, setiap mendapat bola dia tidak percaya diri sehingga ingin cepat memberikan bola kepada pemain lain. Hingga akhirnya timnya mendapatkan tendangan pinalti, dia tidak ingin mengambilnya, karena merasa tidak siap tetapi pelatih mempercayakan kepadanya dan tendangannya tidak masuk ! Sehingga memberikan timnya kekalahan.
Sebelum waktu pertandingan habis dia digantikan oleh penyerang lain, dari bangku cadangan terdengar suara teriakan Striker Mandul ! Tim ini kalah karena lu ! Penyerang dengan kepribadiian bertahan ! Hari terburuk bagi dirinya, dia duduk hingga pertandingan selesai untuk menyesali kesalahannya. Hingga ada seorang pria yang mendekati dirinya dan berkata "Ini hari yang berat bukan ? Semua itu bukan karna dirimu tetapi nomer punggungmu, penyerang yang hebat itu bernomer 10 teman".
Setiap disesi latihan dia dapat cetak gol, baik dengan kakinya maupun kepalanya. Sehingga saat mengikuti kejuaraan antar desa, dia menjadi penyerang utama dalam tim dan mendapatkan seragam dengan nomer punggung 7. Sayang, keterampilan dalam cetak gol saat sesi latihan tidak terlihat saat pertandingan pertama. Banyak peluang matang yang seharusnya dapat menjadi gol tetapi melenceng keluar lapangan. Pertandingan kedua dia dimainkan kembali tetapi rasa tidak dapat cetak gol saat pertandingan pertama masih ada, setiap mendapat bola dia tidak percaya diri sehingga ingin cepat memberikan bola kepada pemain lain. Hingga akhirnya timnya mendapatkan tendangan pinalti, dia tidak ingin mengambilnya, karena merasa tidak siap tetapi pelatih mempercayakan kepadanya dan tendangannya tidak masuk ! Sehingga memberikan timnya kekalahan.
foto : https://pop.grid.id
foto : https://www.indosport.com
Dipertandingan berikutnya, dia tidak menjadi penyerang utama melainkan pemain cadangan. Dalam pertandingan ini timnya harus memenangkan pertandingan untuk lolos, namun hingga babak pertama habis skor masih 0-0. Dia berbicara kepada pelatih "pelatih mainkan saya, hari ini akan ku cetak gol untuk tim kita tetapi ganti nomerku dengan 10" pelatih "Mengapa ?" karena pele, maradona, dan baggio bernomer 10. Babak kedua dia diturunkan oleh pelatih dengan nomer punggung 10, saat itu dia menguasi bola seperti maradona, mencetak gol dengan kepala seperti baggio, melewati lawan seperti pele. Dia memberikan kemenangan untuk timnya dengan tiga gol yang disarangkan ke gawang lawan, dia ingin berterima kasih dengan pria yang memberikan saran kepadanya tetapi saat bertemu dia baru mengetahui bahwa pria tersebut mengalami gangguan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar