Rabu, 13 Mei 2020

Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi

Salam semua para wirausahawan ! Setelah artikel sebelumnya yang membahas bagaimana pentingnya Manajemen Keuangan dalam setiap usaha, kali ini penulis akan membuat artikel tentang Analisa Kelayakan Investasi. Investasi merupakan langkah untuk mengembangkan suatu usaha, seperti menambah mesin produksi, tempat produksi atau meluaskan peluang usaha dengan menginvestasikan ke usaha lainnya. Ini merupakan suatu langkah yang hebat, tetapi harus diingat Investasi yang dilakukan tanpa analisa dan perhitungan yang tepat tidak akan tertarget dan menghasilkan keuntungan atau dapat dibilang sesuatu yang sia-sia !

Sehingga begitu penting menganalisa terlebeh dahulu kelayakan investasi yang ingin dilakukan, sehingga menentukan layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi dilakukan. Ada bebrapa metode yang dapat digunakan, masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode mana yang lebih tepat tergantung dari kebutuhan tiap perusahaan, sebaiknya tidak mengandalkan satu metode melainkan gabungan dari berbagai metode sehingga keputusan investasi dapat sesuai target dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dibawah ini metode kriteria kelayakan Investasi yang umum dipakai perusahaan :

1. Metode Payback Period (PP)
Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk mengetahui kapan kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan dan mengukur berapa lama dana investasi kembali ke perusahaan. Metode ini dilakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar. Jika hasil Payback Periode menunjukan pengembalian yang lebih cepat, maka investasi tersebut layak dijalankan. Sebaliknya apabila hasil Payback Periode menunjukan pengembalian yang lebih lama, maka investasi tersebut tidak layak dijalankan.

Kelebihan :
- Mendapatkan kapan dan lamanya dan investasi akan kembali
- Menjadi alat pertimbangan sebuah resiko.

Kekurangan :
- Mengabaikan penerimaan investasi yang diperoleh
- Tidak memperhitungkan Value of money.

2. Metode Benefit Cost Ratio (B/C ratio)
Pada dasarnya metode Benefit Cost Ratio adalah metode analisa kelayakan investasi yang menekankan kepada Benefit (manfaat) dan Cost (biaya), yaitu membandingkan antara Benefit (manfaat) dengan Cost (biaya). Dalam analisis kelayakan investasi B/C ratio dengan metode :
- Apabila B/C > 1 maka investasi tersebut layak dilakukan;
- Apabila B/C < 1 maka investasi tersebut tidak layak dilakukan.

3. Metode Net Presen Value (NPV)
Pada metode Net Presen Value mengukur kelayakan investasinya berdasarkan perbandingan dari selisih nilai antara jumlah kas bersih berdasarkan perhitungan cash flow dan jumlah investasi awal selama umur investasi. Apabila nilai Net Present Value bernilai positif maka usaha dinyatakan layak untuk diinvestasi, begitupun sebaliknya apabila nilai Net Present Value bernilai negative maka usaha dinyatakan tidak layak untuk diinvestasi.

4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Pada metode Internal Rate of Return mengukur kelayakan investasinya berdasarkan tingkat pengembalian hasil intern atau pengembalian bunga pinjaman yang diukur berdasarkan cash flow pada kas bersih dan juga umur investasi. Apabila nilai Internal Rate of Return lebih besar dari bunga pinjaman maka usaha dinyatakan layak untuk diinvestasi, begitupun sebaliknya apabila nilai Internal Rate of Return lebih kecil dari bunga pinjaman maka usaha dinyatakan tidak layak untuk diinvestasi

Contoh Net Persen Value (NPV)
Manajemen Perusahaan Tumbang ingin membeli mesin potong untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga mesin potong yang baru tersebut adalah Rp150.000.000 dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50.000.000 per tahun selama lima tahun.

Rumus NPV
(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

Jawaban
  • Ct = Rp. 50 juta
  • C0 = Rp. 150 juta
  • r = 12% (0,12)
= (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

 = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

= 180,24 – 150

= 30,24

Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta.

Masih belum jelas ? Kami berikan video tutorialnya


Mudah bukan ? Selamat menccoba.

Rabu, 06 Mei 2020

Manajemen Keuangan



  Salam para Wirausahawan ! Setelah sebulan tidak menulis artikel baru di Blog pribadi akhirnya penulis mencoba menulis kembali artikel tutorial tentang, bagaimana membuat "Manajemen Keuangan Sederhana" Selama ini banyak yang berpendapat bahwa Manajemen Keuangan hanya diperlukan untuk perusahaan yang sudah besar, tetapi nyatanya usaha kecil dan menengah harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena kinerja keseluruhan suatu usaha bisnis sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan usaha yang bersangkutan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Sebelum memulai membuat laporan keuangan terlebih dahulu kita mengerti tentang Manajemen Keuangan. Lalu apa itu Manajemen Keuangan ?


  Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan cara memperoleh, menggunakan, serta mengelola keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Sehingga begitu penting Manajemen Keuangan bagi usaha yang kita miliki, walaupun kita usaha kecil menengah (UKM)  tidak harus membuat laporan keuangan serumit dengan perusahaan besar yang menggunakan bantuan tenaga ahli, disini kita akan membuat laporan keuangan sederhana yang pemilik usaha kecil menangah UKM dapat melakukannya. Pertama kita akan membagi tiga laporan yaitu :

  1. Sumber Dana
  2. Penggunaan Dana
  3. CashFlow(aliran dana)
1. SUMBER DANA
  Sumber dana merupakan sebuah pemenuhan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh proses usaha, disini catat seluruh sumber dana yang anda miliki baik dari sumber internal perusahaan(Modal sendiri) atau dari sumber eksternal (Investor, peminjaman dll). Contoh Mempunyai dana internal sebesar Rp.10.000.000 ditambah dengan dana Investor sebesar Rp.25.000.000, sehingga  anda dapat membuat Laporan Sumber Dana perusahaan anda adalah Rp.35.000.000.

2. Penggunaan Dana
  Kali ini kita membuat Laporan Penggunaan Dana. Laporan penggunaan dana adalah seluruh kegiatan penggunaan sumber dana yang dikeluarkan untuk menunjang proses usaha untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Contoh dengan sumber dana Rp.35.000.000 yang dimiliki anda membeli mesin Rp.10.000.000, bahan baku Rp.5.000.000, tempat usaha Rp.20.000.000. Jadi total pengeluran dana adalah Rp.35.000.000, lalu kurangi Sumber Dana yang anda miliki. Dibawah ini pembagian secara detail tentang Sumber Dana & Laporan Penggunaan Dana.


3. CashFlow
  Pada tahap ini, laporan keuangan berisi tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan pada waktu tertentu. Sehingga kita dapat mengetahui tentang keuangan perusahaan apakah sedang untung apa rugi. Sumber dana dan Penggunaan dana masuk dalam laporan ini, sebagai contoh perusahaan harus membayar beban listrik Rp.5.000.000, gaji karyawan Rp.20.000.000, dan mendapatkan kas masuk penjualan Rp.35.000.000. Sehingga dengan Sumber Dana Rp.35.000.000, Penggunaan dana Rp.35.000.000, beban listrik Rp.5.000.000, gaji karyawan Rp.20.000.000 dan pendapatan Rp.35.000.0000. Jadi pada periode ini perusahaan mendapatkan laba atau keuntungan senilai Rp. 10.000.000.
 

Mudah Bukan ? Sekarang anda telah berhasil melakukan Manajemen Keuangan !